Jumat, 02 Oktober 2015

Topeng


Pernah tidak, kamu merasa atau lebih tepatnya menyadari dan merenungkan bahwa setiap orang yang kita temui itu hanyalah topeng? Begini, misal saja kamu pergi ke sekolah atau ke kantor dan bertemu dengan kawan-kawanmu, maka di sana kalian akan memiliki cerita baru, kehidupan baru, dan suasana baru. Baru di sini bukan dalam artian baru berkenalan atau baru beradaptasi. Baru yang kumaksud yaitu, bahwa kita meninggalkan (sejenak) cerita asli kita. Bisa dibilang bahwa tempat-tempat umum itu, merupakan pelarian dan pengabaian dari kepribadian dan kehidupan kita yang sebenarnya. Gini, gini...

Setiap orang memiliki kepribadian yang asli, yaitu yang hanya ia tunjukkan pada dirinya sendiri, ialah pikiran dan hati kita. Kita yang asli bukanlah kita saat berada di sekeliling sahabat kita atau bahkan di sekeliling keluarga kita. Kita adalah kita saat sedang menyendiri di kamar, tanpa handphone, tanpa bacaan. Kita adalah kita saat ada dalam kessunyian, saat sedang berdo’a kepada Tuhan. Kita adalah kita pada menit-menit terakhir  memejamkan mata untuk tidur malam Jadi seperti itulah kepribadian manusia, sependapat saya, tidak ada orang yang bisa menilai kepribadian seseorang hanya melalui sikap dan perilakunya terhadap orang lain, siapa yang tahu isi hatinya? 


Apakah kau pernah menyangka, orang-orang terdekat kita memiliki kehidupan yang kelam? Siapa yang menyangka bahwa teman sebangkumu sedang berjuang melawan penyakit mematikan? Siapa sangka sahabatmu ternyata membencimu dalam diam? Siapa sangka temanmu menginginkan kekasihmu untuk dijadikan kesayangan? Kita tidak pernah tahu kehidupan apa yang terjadi di luar raga kita. Lalu kau, aku, dan mereka berkumpul pada sebuah tempat, yang tempat itu sebenarnya merupakan pelarian dan kebohongan dari kehidupan kita yang sebenarnya. 

Kita berangkat sekolah, bertemu dengan teman, dengan kekasih, dengan guru, dengan musuh bebuyutan, juga mantan, lalu kita berinteraksi dengan mereka, menghabiskan waktu untuk bercanda dan hal-hal gila lainnya. Di saat-saat itulah kita melupakan sejenak masalah-masalah yang menimpa hidup kita, di tempat-tempat seperti itulah kita melupakan rasa sakit dan pahit dalam hati kita . Lalu sekolah usai dan kita masing-masing pulang ke rumah, dan kita kemudian kembali pada kehidupan kita yang sebenarnya. Bukan berarti munafik atau tertutup, sadarilah, bahwa pada dasarnya, manusia itu tercipta dengan ketegaran yang luar biasa.

- @rahmactr

0 komentar:

Posting Komentar

 

Satu Cangkir Teh Tawar Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template