Rabu, 31 Desember 2014

Empat Setali

0 komentar

Malam ini merupakan malam terakhir di tahun 2014. Lalu apa? Artinya besok adalah pagi pertama di tahun 2015. Malam tahun baru kali ini kuhabiskan bersama sahabat-sahabat terbaiku. Sahabat yang tak pernah tergantikan, yang tak pernah kulupakan. Malam ini kami bermalam di salah satu rumah sahabat kami, Lela. Malam ini, aku, Lela, Diaz, Icha, berkumpul setelah berbulan-bulan lamanya tidak bertemu. Penghabisan tahun 2014 kami lakukan di rumah saja, cukup di kamar tidur, dengan bantal dan selimut di tubuh kami, menceritakan segalanya yang terpendam selama kami tak berkumpul.
Terkadang kami diam, terkadang kami sangat berisik. Namun apapun itu suasananya, selalu membawaku pada titik kenyamanan tertinggi. Orang bilang jika satu sama lain saling diam, namun mereka tidak merasa canggung sama sekali, itu artinya mereka sudah nyaman dan sudah cocok. Biasanya hubungan seperti itu akan selalu hangat dan selalu bertahan. Itulah yang ku rasakan, bersama sahabat-sahabat semasa SMP yang super. Sahabat yang terbuka, yang sangat toleran, yang memaklumi, yang tidak gengsi, yang mampu menjaga perasaan satu sama lain, dan berusaha untuk tidak menyakiti. Itu merupakan definisi persahabatan yang sempurna, menurutku.
Malam ini, Diaz dan Icha sedang asyik mendebatkan skandal artis korea, entah itu infinite, exo, winner, atau apalah itu, aku hanya paham sedikit. Oleh karenanya aku mengambil laptop, kemudian berencana menuliskan tentang mereka, diiringi suara keras mereka yang heboh. Sesekali aku tersenyum, mendengarkan pembicaraan mereka yang berbeda dari saat kami SMP dulu. Dulu mereka tidak kenal Kpop, sekarang mereka tergila-gila. Malam ini Lela sang tuan rumah sedang menghadiri acara pemuda di desanya. Rencananya kami akan menunggu hingga sang tuan rumah pulang, untuk menghitung mundur tibanya tahun 2015. Tak perlu kembang api yang memenuhi langit, tak perlu sosis atau jagung bakar, tak perlu pergi ke tempat hiburan. Cukup di sini, di rumah Lela, kami akan berdoa menyambut tahun baru. Cukup dengan senyum lebar mengambang di bibir kami. Cukup dengan kebersamaan satu malam yang jarang-jarang kami dapat.
Saat aku menuliskan ini, Lela sudah datang. Lengkap sudah ‘kami’, persahabatan yang kami beri nama 4 setali. 4 setali, karena kami terdiri dari 4 remaja perempuan yang bersama-sama tumbuh, menghadapi pertemuan, perpisahan, 4 remaja yang telah mengalami jatuh cinta dan patah hati begitu saja. 4 remaja itu terikat dalam sebuah tali, terikat oleh perjanjian persahabatan kami, perjanjian yang tak pernah dibuat, namun selalu melekat dalam hati kami. Bahwa kami akan selalu ada, bahwa kami selalu setia, bahwa kami sahabat selamanya. Perjanjian itu semu, namun nampak nyata di depan mata. Masing-masing dari kami akan mewujudkannya.
Malam tahun baru kali ini, kami merayakan dengan sederhana. Berdoa agar 2015 membawa perubahan baik bagi kami, namun tidak pada 4 setali. Kami akan terus seperti ini.

Selasa, 30 Desember 2014

puisi : Tulis

0 komentar

Tulis

Bukan kalimat puitis
Bukan syair yang miris
Bukan coretan sadis
Juga tak buatmu menangis

Inilah yang kutulis
Hanya bait bait tipis
Yang kalimatnya berupa tangis
Dari hati yang habis terkikis
Yang terbelah seribu lapis

Senin, 29 Desember 2014

Tragedi Pukul Satu #3

0 komentar

Ini gila, ini gila! Rasanya ingin mengumpat tapi pada siapa? Ku keluarkan isi tas hitam polos itu dan benar saja, ada kunci motor dan charger handphone di dalamnya. Lalu tiba-tiba wgg ngechat aku.

Sebuah tas rahh

Tak bawa

Oh tidak

 Soalnya tadi buat nyimpen semua barang yang ketinggal

Ada kuncine aku gabisa pulang

Piee

Hoo Edan

HOOO EDANNNNN! AKU INGIN MARAH NAMUN SEBENARNYA SIAPA YANG SALAH? Mungkin wgg menyalahkanku dan aku menyalahkan semua orang yang meninggalkan barang-barang begitu saja.

Aku baru sampe rumah

 Terus gimana gg? Maaf ya maaf banget

 Rumahmu mana?

What? Niat beneran nih mau ke rumahku? Edan ini edan, dan jam menunjukan pukul 1:18 dini hari

Lha tadi tu harus steril

Godean ._.

Sebelah mana nee

Saestu tak tekani

Pasar godean ke utara

 Cod di mana gitu, skrg. Saestu

Oh My God! Dini hari seperti ini? Motor dan mobil sudah masuk semua, lampu rumah juga mati, semua orang tidur dan hanya aku yang masih hidup dalam kebingungan luar biasa seperti ini.

sumpah? Mbok kamu nginep dulu

 Sumpah gabisa pulang, aku pamit e ga nginep

 mana?? Ringroad??

Sumpah ya, rasanya itu sudah benar-benar terdesak. Saat itu mungin semua sedang genting, wgg benar tidak bisa pulang dan aku lah yang membawa kunci motornya. Oh tidak!! Aku ingin saja pancal langsung ke tby lagi. Namun gimana caranya? Masa iya aku naik motor sendiri di dini hari seperti itu? Apalagi sekarang kan pada bacok-bacokan modelnya, masa iya? Tapi masa aku membangunkan ayahku yang baru saja tidur? Oh i really didn’t know what to do.

Ringroad mana? Rumahku dah dikunci

Tenanan iki uyyyy

Ringroad barat

Jauh banget dari rumahku

Opo meneh tby, edan tenan

Ambil tengahe mana??



Skip. Skip



Sumpah bangunin, ngomong. Saestuu

Bentar ya

Tak otw, mana ketemune?

P4an demakijo piye?

Fix??

Saiki???????

Ya

Aku mengetuk-ketuk kamar orang tua ku, ayahku bangun lalu menghampiriku. Dengan hati-hati aku bicara yang sebenarnya dan meminta bantuannya untuk mengantarku. Alhamdulillah beliau mau. Motor pun dikeluarkan. Aku segera memakai jaket dan kerudung dan menyiapkan tas hitam polos milik wgg.

                Tak tunggu di demakijo. Aku semenit lg otw

                Oke sakdetik otw

Aku dan ayahku pun berangkat sengaja pelan-pelan, agar tidak menunggu terlalu lama di demakijo. Jalanan benar-benar sepi, bulu kudukku berdiri karena aku membayangkan yang ngeri-ngeri. Beberapa saat kemudian aku dan ayah hampir sampai di demak ijo.

                5 detik lagi aku sampe demakijo

                Km posdim?

                Jl godean udahan

                Aku dah sampe. Tak tunggu di barat p4an. Aku berhenti sama bpkku

                15 detik hitungan mundur

Aku tertawa kesal, lalu benar-benar ku hitung 15 detik itu. Namun wgg belum tampak

                15 detik

                1 kali lagi

                15 detik

                2 detik

                2

Kali itu wgg tepat, dalam hitungan 2 detik, ia berboncengan dengan rizqi mendekatiku. Kami tersenyum kesal menyiratkan gilanya kejadian ini. Setengah 2 malam brooo!!! Kedua lako-laki itu bersalaman dengan ayahku dan juga meminta maaf pada beliau karena telah merepotkan. Setelah sedikit basa-basi dan setelah aku minta maaf—wgg minta maaf—wgg berterima kasih, kami pun pulang. Sebelumnya wgg sempat tertawa padaku lalu bilang, “Edan tenan” aku pun hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. Lega benar-benar lega! Gila benar-benar gila! Aku tak menyangka kejadian itu benar-benar terjadi. Aku tak menyangka aku senekat itu berani keluar pada dini hari yang sangat sunyi itu.

Biarlah tragedi pukul satu itu menjadi pelajaran untuk semuanya. Aku pun mendapat beberapa pelajaran, yang pertama, sebingung dan segenting apapun itu, tahanlah emosi. Yang kedua, di saat-saat genting, seseorang dapat mengambil keputusan dengan sangat cepat bahkan hanya dengan beberapa detik saja. Yang ketiga, percayalah everything will gonn be okay pada akhirnya, dan semua masalah itu ada solusinya.

Oke kisah edan ini ku akhiri. Semoga pengalaman-pengalaman unik dan berharga sudah menunggu di depan sana. Bhayyy!!

Tragedi Pukul Satu #2

0 komentar

Sesampainya di TBY ternyata biasa saja, orang-orang pada selo dan yang datang tak sebanyak yang ku kira. Aku sedikit lega karena HT juga belum dibagi, so aku menyandarkan tubuhku di kursi sejenak, menemani temanku yang sedang minum obat batuk. Jam silih berganti, hari pun semakin sore. Rasa kesal melilit hati kami yang melihat panitia yang tidak bekerja, justru main-main, bahkan ada yang datang hanya pada hari h saja. Lebih kesal lagi ketika ada panitia yang datang hanya untuk mengambil PDL, itu pun belum lunas. Beuh!!

                Beberapa jam menuju pentas, semua orang sibuk. Memindahkan semua barang ke ruang kostum, supaya panggung steril, sementara aktor dan pemain musik gladi resik. Waktu semakin dekat dengan open gate  - yang molor 1 jam- , semua panitia sudah menempatkan diri sesaui posisinya. Aku sebagai divisi area dalam berjaga sambil membawa HT di pintu samping, menjaga jika ada penonton yang mau ke kamar mandi.

                Pementasan berlangsung dengan tertib dan meriah. Banyak adegan yang membuat para penonton terbahak-bahak, lucu memang ceritanya, namun sebenarnya lebih cenderung ke sedih penuh haru serta maknanya yang mendalam. Hayo siapa yang nggak nonton? Pementasan malam itu tergolong singkat jika dibandingkan dengan pementasan teater yang lain. Namun kami puas, penonton juga puas. Setelah acara berakhir, penonton pun pulang. Ada beberapa panitia –yang entah apa yang ia pikirkan—pulang langsung. Sementaara panitia yang bertanggung jawab tetap tinggal membereskan panggung dan properti. Kegiatan itu berlangsung hingga larut malam, hingga hanya terdapat beberapa orang saja yang dengan tulus membersihkan Societet TBY hingga benar-benar bersih dan steril.

                Rasa kesal kami bertambah ketika mengetahui banyak barang-barang properti yang tidak terurus dan tidak dibawa pulang oleh entah siapa itu pemiliknya. Waktu sudah menunjukan pukul 12 lebih, ketika aku dan Putri memasuki ruang kostum dan mendapati banyak sekali barang yang tertinggal. Ada sandal, ada beberapa baju, ada ikat pinggang, makanan, meteran, double tip, dan banyak lagi yang masih tertinggal. Kemudian Putri menemukan sebuah tas hitam polos yang kosong. Karena ruangan harus benar-benar steril, Putri poun memiliki ide untuk memasukan semua barang-barang tadi ke tas kosong tersebut.

                Kami keluar dari ruang kostum, bagian ruang make up sudah dibereskan oleh Mas Billy dan Hanim. Jadi intinya semua ruangan dan panggung sudah beres. Lalu kami membawa semua itu ke bawah, barang-barang ini mau diapakan? Akirnya kami bagi tugas.

                “Rah, kamu bawa tas hitam ini ya? Lumayan tuh ada makanannya” kata Putri padaku, aku mengiya kan saja, karena memang yang lain juga membawa banyak barang.

                Pukul setengah satu akhirnya kami pulang. Ayahku sudah menunggu ku dari tadi jam 10 malam untungnya sama sekali tak marah. Di mobil aku tidur untuk melepas lelah, lumayan nyenyak, karena suasana malam yang sepi dan jalanan bebas dari macet. Pukul 1 malam aku akhirnya dibangunkan karena kami telah sampai rumah, aku segera keluar dari mobil, mencuci tangan dan kaki lalu cepat-cepat menempatkan diri ke tempat tidur. Entah tiba-tiba kantukku hilang, aku pun bermain hape, mengecek grup angkatan dan grup teater yang ramai di Line. Kebanyakan sih pada bilang selamat dan sukses teater sutera dan blah blah blah. Lalu aku mencoba memejamkan mata untuk tidur.

                Tuliluling! Tuliluling! Tuliluling!Tuliluling! suara Line menggagalkan percobaan tidurku, siapa coba dini hari begini pm aku? Ku buka window chat, dan ternyata temanku cowok bernama Dana pm aku.

                Rahma

                Ping

                Ping

                Km bawa tas item thre****?

                Itu punya wgg

Modar! Edan!  Lalu di grup ramai membicarakan tas wegig yang hilang yang ternyata oh shit ada kunci motornya dia! Gila aja! Aku yang bejo nya kebagian bawa tas item polos itu yang ternyata milik wgg yang ada kunci motor dan charger, dan dia jadi tidak bisa pulang. What should i do?

                Iyaa

                Aku dah pulang

                Terus gmn?

 Terus gimana? Terus aku kudu ngapain? Lalu? Lalu? Oh My!!!

TBC

Tragedi Pukul Satu #1

0 komentar


Yang akan kutulis nanti merupakan kejadian menarik yang gila, mengesalkan, kampret, lucu, sekaligus membuatku merasa bersalah. Peristiwa ini terjadi pada 29 Desember 2014, sangat dini hari sekitar pukul satu pagi.

Jadi begini awal mula kisahnya,
28 Desember malam merupakan momen yang besar dan berharga bagiku, bagi sekolahku, bagi para panitia dan aktor, dan tentunya bagi Teater SUTERA SMAN 9 Yogyakarta, yang saat itu mempersembahkan sebuah karya seni dalam bentuk pentas besar teater di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta. Sebagai panitia yang turut bertanggung jawab atas terlaksananya penbes ini (Wusss!), sejak h-4 aku mulai datang ke TBY untuk sekedar bantu-bantu, h-2 aku sudah mulai pulang malam, yaitu sekitar pukul 9- 9.30 malam, h-1 nya pun aku menginap di TBY bersama beberapa teman. Awalnya orang tua ku tidak mengijinkanku menginap, namun karena sikon yang sejak sore hujan deras, dan nampaknya akan terus berlanjut hingga pagi nanti, akhirnya dengan terpaksa orang tuaku pun memperbolehkanku menginap.
Tidur kami sudah tentu tidak nyenyak, karena ya bayangkan saja kami harus tidur di kursi penonton yang luasnya tidak cukup untuk berguling kesana-kesini. Setelah berkali-kali mengubah posisi tidur kami, yang nggak ada yang enak, akhirnya aku memutuskan untuk tidur di bawah saja, untung lantainya berlapis karpet, jadi tidak terlalu dingin.

Malam itu aku hampir tak bisa tidur, sementara teman-temanku nampaknya sudah tertidur lelap. Akhirnya kuputuskan untuk mendengarkan lagu dengan earphone sebagai pengantar tidurku. Entah mulai kapan aku bisa benar-benar tidur, aku pun tak tahu, karena rasanya aku sudah tidur namun otakku masih bisa berpikir. Hingga sesuatu membuatku kaget dan heran, aku mendengar percakapan Diba dan Nada  secara samar-samar.
                “Pulang sekarang yuk, Dib”
                “Iya pulang sekarang aja yo, Nad , edan tenan”
                Sebatas itu convo yang kudengar. Seketika itu juga aku penasaran dan kaget, ada apa gerangan yang membuat mereka ingin pulang di jam segini? Aku saja baru bisa tidur, kok mereka sudah mau pulang? Apa mereka saking tidak betahnya tidur di sini? Pikiranku bercampur dengan mimpiku yang tidak jelas.
                “Diba, Diba! Ini jam berapa sih?” tanyaku tak jelas, setengah mengigau.
                “Ini siang atau malam sih?” tanyaku lagi antara mimpi dan nyata. Kudengar Diba tertawa mendengar pertanyaanku.
                “Ini pagi, Oneng!!” teriaknya kepadaku sambil tertawa. Kemudian aku langsung bangun tidak percaya. Kenapa pagi datang begitu cepat di saat sepertinya aku saja baru bisa tidur?
                Setelah sholat subuh kamipun berkemas pulang, sebelum pulang aku, hanim, dan uti mampir sebentar mengisi perut yang kosong sejak tadi malam dengan semangkuk bubur ayam Jakarta di daerah Sagan. Setelah sarapan seadanya, kami pun pulang. Di rumah, orang tuaku menyambut kedatanganku dengan baik. Setelah mandi dan sarapan untuk yang kedua kalinya, aku pun berniat untuk tidur sebentar saja nanti aku harus kembali ke TBY lagi, mungkin  15-30 menit untuk membayar utang tidurku semalam.
.........................
..........................
                Kudengar suara mama memanggil-manggilku berkali-kali, namun sepertinya aku tidur terlalu lelap. Bahkan aku kira aku sedang tidur malam, pasalnya aku asyik dengan mimpiku. Aku baru benar-benar bangun setelah mama bilang, “Ke TBY lagi nggak?”
                Sontak aku terloncat dari tempat tidurku, memandang jam dinding lekat-lekat, kemudian terkejut melihatnya menunjukan pukul 1 siang. Oh No! Rencanaku tidur 15 menit saja dan nyatanya aku tidur selama 5 jam. Aku gelagapan dan panik, pelatih teater sudah menegaskan kami harus hadir di TBY pagi, dan ini sudah siang. Ku bayangkan jalanan malioboro yang macet total, aku semakin panik ketika ingat bahwa aku belum mandi, belum makan siang, belum menyiapkan ini itu.... Oh Tidak!
Kisah belum selesai, simak kelanjutannya!
TBC

Sabtu, 27 Desember 2014

Salah semua?

0 komentar

Ketika kamu jadi pemimpin. Ketika kamu dituntut untuk mempertanggung jawabkan segalanya. Ketika kamu menggendong amanah yang besar. Kemudian kamu bekerja hanya dengan bantuan satu-dua rekanmu, kemudian kamu membagi tugas kepada seluruh anggota kerjamu, kemudian mereka bekerja seadanya, mengandalkan dirimu -yang akan menerima apapun hasil kerja mereka- untuk mengubah total segalanya. Di saat itu, saat kamu menunggu bantuan mereka, dan mereka memberikannya jauh dari tepat waktu. Di saat genting  pertanggung jawaban mu diminta. Lalu segalanya sia-sia, hingga hatimu pun bertanya, "Salahku semata?"
Manusia memang tak ada yang sempurna, namun usaha tak ada yang sia-sia.

Jumat, 26 Desember 2014

Failed Lucid Dream

0 komentar

Hayho! Kali ini aku akan melanjutkan ceritaku tentang lucid dream. Jadi begini, setelah cari-cari di internet tentang LD, malam harinya aku pingin nyoba. Karena siangnya aku kecapekan, jadi kupikir jadi lebih mudah untuk dapet sleep paralysis.

Aku siap tidur jam 10 malam, kupejamkan mataku lama, namun masih dalam keadaan terjaga, entah sampai kapan hingga tiba lah saatnya aku terbangun, entah saat itu aku melek atau merem dan antara mimpi atau bukan, aku dapat melihat atap kamarku. Jantungku berdegum cepat, perasaanku sudah tak karuan, antara takut dam bingung, aku mencoba menggerakkan badanku dan membangunkan ragaku, namun gagal. Di moment sleep paralysis yang menakutkan itu, aku melupakan niatku untuk mencapai lucid dream, karena sumpah aku sudah tidak tahan dengan tindihan yang ku alami. Aku ingin segera bangun, sebelum mendengar suara-suara aneh dan juga sebelum melihat sosok menakutkan di depan mata ku. Kata orang yang pernah mengalami sleep paralysis, mereka selalu melihat dan mendengar sesuatu yang menyeramkan. Aku memang sudah beberapa kali tindihan, namun syukurlah belum dan tidak akan pernah mau mengalami yang seperti itu.

Oke balik lagi ke selanjutnya. Finally aku bisa sadar dari sleep paralysis, aku tidak sempat berpikir apa-apa, lalu aku kembali menarik selimutku san meringkukkan badanku, lalu tidur dan melupakan lucid dream. Beberapa hari berikutnya niatku muncul lagi, jadi malamnya kucoba lagi namun gagal juga pada akhirnya.
Karena entah mengapa tidurku terlalu lelap sehingga mendapat sleep paralysis saja tidak. Malam-malam  berikutnya aku juga gagal lagi pada tahap sleep paralysis, mungkin aku terlalu takut untuk tetap menikmati dan  MEMBIARKAN SAJA sleep paralysis yang menyeramkan itu, jadi aku berpikir bahwa jika ditemani orang mungkin mentalku akan lebih matang.

 Jadi pada siang hari, aku mencoba untuk mendapat sleep paralysis dengan tidur siang bersama kakakku, hasilnya nihil. Aku justru tidak bisa tidur karna anak kecil nakal tetangga kami menjerit-jerit karena sepedanya copot. Ya sudah deh gagal lagi lucid dream ku. Mungkin itu menjadi percobaan terakhir lucis dreamku, selanjutnya aku lebih memilih tidur secara normal dan tenang, mihihihi :p

Kamis, 25 Desember 2014

AIESDI??

0 komentar


Halo! Assalamualaikum, Indonesia?
Kali ini aku akan menceritakan ulang kisah konyolku semasa aku kelas 7 SMP. Sebenarnya cerita ini sudah ku tulis beberapa hari setelah kisah ini terjadi (ya kira-kira 4 tahun lalu) , hanya saja aku akan merombak satu atau dua kalimat dan mengemas ulang cerita ini, jadi sekitar 90% masih gaya menulis dan gaya bahasaku semasa SMP :p heuheu. Berikut ini kisah yang kutulis 4 tahun lalu :

tau agen rahasia CIA ?? nah tau kan?? baca cerita edan ku

Saat ini aku masih kelas 7 SMP tapi bentar lagi kelas 8. Aku punya teman-teman edan bin konyol binti setres yang berhasil mewarnai tahun pertamaku di SMP. Nah, yang mau aku ceritain yaitu antara aku(rahma), firda and Agres. Pertamanya, kita kepikiran sama Agen Rahasia CIA, soalnya Agres pernah punya cita-cita jadi anggotanya, terus aku bilang gini

" Eh Gres, entar kalo kamu sekali ketahuan, kamu langsung di bunuh lho gres!!" aku nakut nakutin

" Iya emang, aku gak jadi ah"

skip.

Tiba-tiba Clingg... tet..teret..teret... jeng jeng...
di otak ku kepikiran hal-hal konyol, apa coba ? aku punya rencana bikin agen rahasia khusus untuk kelas ku( 7d). Keren gewlaks!

" Eh aku punya ide, gimana kalo kita bikin agen rahasia gitu.." usulku dengan mata berbinar.

" Nah iya, nanti kita nyelidikin tentang temen-temen kita, siapa yang suka nyontek, siapa yang suka pacaran, siapa yang.." ide setres firda langsung nongol.

" Dasar cah kurang gawean, buat apa dodol!! " Jawab Agres yang paling waras di antara kami bertiga.

" Ya.. buat kayak detektif gitu kan seru gres!! "

" yo wes lah, terus namanya apa? "

aku mikir serius banget.

" SVD( bacanya Sividi ) singkatanya Sevendhe " ide konyol muncul lagi. Ohya ngomong-ngomong, SVD kan harusnya dibaca: EsViDi bukannya SiViDi -_-. Nampaknya bahasa inggrisku terlalu genius

" hah??kok bacanya kayak VCD ya (visidi) aneh dodol " Firda nggak terima.

" Mending ISD singkatanya Intelegent of Sevendhe keren to aku!!" Agres yang tak banyak bicara tiba-tiba memberi usul yang masuk akal.

" oke Aiesdi (ISD) nah kita mulai misi pertama"

Agres yang gak begitu care langsung ngerjain soal matematika, sementara aku sama firda mikir misi yang konyolnya sampe alam kubur. Firda ngusulin misinya yaitu : mencatat siapa anak yang enggak pake sepatu hitam and kaus kaki putih. DODOL.
Misi di mulai , aku and firda mengendap-endap cuma untuk nyatet sapa yang gak pake sepatu hitam plus kaus kaki putih, ya jelas ketahuan DODOL.

" kalian pada ngapain? " tanya Manda dengan tatapan jijik yang kepergok memakai sepatu putih.

" hehe nyari bolpen " jawabku and firda serempak * udah direncanakan.

Anak-anak yang lain memperhatikan kami karna nampaknya kami sangat freak.

oke misi konyol gagal*jelas, lagian yang namanya agen rahasia kan bukan nyelidikin sepatu atau kaus kaki, oke kita kembali ke tempat duduk, dengan sobekan kertas yang isinya nama-nama anak yang gak pake sepatu hitam and kaus kaki putih.

" Dasar wong edan!! heh, kalian itu modal kertas sobekan aja mau buat agent rahasia! " protes agres " aku gak mau ikut kalo gak pake buku "

istirahat pertama aku langsung beli buku tulis buat AIESDI*sumpah gak penting.

" Nanti dirumah aku tulisin. Oke aku menepati janji, pulang sekolah langsung ku tulis :

SECRET BOOK OF SECRET AGENT ISD

ISD
INTELEGENT OF
SEVENDHE

MEMBER :
-AS
-ARC
-FKS
TO CATCH EVERY TARGET
IF YOU FAIL YOU WILL DIE...

AIESDI

Sumpah konyol banget.
AIESDI DIBENTUK PADA HARI SELASA DAN DIBUBARKAN PADA HARI ITU JUGA, WELL.
dan buku sok rahasia itu akhirnya ku gunakan untuk menulis lirik lagunya Justin Bieber yang lagi ngetrend.

SEKIAN CERITA WAGU MASA AWAL SMP KU YANG SO KEKANAKAN DAN NGGAK MUTU, MAKLUM BELUM MOVE ON DARI SD HEHEHE

Ku Temukan Kembali

0 komentar

Aku merangak dalam balutan luka, hingga ujungnya
Mencari sesuatu pada setiap celah
Tak malu, karna tak tahu
Celah-celah kecil itu berteriak, " Jangan masuk! Kau tak akan menemukan yang kau cari!"
Bagai petir yang menampar, lalu aku mundur, terjatuh pada pangkal luka
Di mana? Di mana gerangan?
Sudah lama pergi dan tak kunjung pulang
Sesuatu yang kurindukan, yang membuatku menghidupi kehidupan
Yang membuatku berdiri dari rebahku
Yang mengukir senyumku di setiap detik
Aku menangis, berteriak memanggilmu
"Aku tidak pernah pergi, kaulah yang telah meninggalkanku" kudengar suara itu
Dan aku telah menemukan kembali, Tuhan Yang Maha Mencintai

Angklung Sentuh Hatiku

0 komentar

Selamat siang dunia maya! Seharian penuh kemarin aku pergi alias tidak di rumah,jadi baru sempat blogging sekarang. Sebenarnya siang ini aku mau melanjutkan tulisanku tentang lucid dream yang kemarin. Namun rupanya kemarin aku mendapat banyak pengalaman hebat, dan ada salah satu di antaranya yang membuatku pada malam ini menuliskannya.
Jadi begini, kemarin Rabu 24 Desember 2014, aku menghadiri Silatnas (Silaturahmi Rohis Nasional) yang diselenggarakan oleh Fornusa (Forum Rohis Nusantara) di XT Square .sebagai anggota rohis di sekolah (wadoww), aku merasa bangga atas terlaksananya acara ini dengan meriah. Tidak kusangka silatnas chapter jogja ini dihadiri oleh ratusan rohis dari seluruh indonesia, aku merasa salut pada rombongan dari luar jogja, khususnya yang berasal dari luar jawa yang dengan antusiasme tinggi, mengikuti acara ini.
Acara dibuka dengan penampilan nasyid dari pelajar yogyakarta, yang dilanjutkan dengan hiburan-hiburan yang bernuansa islami lainnya seperti hadroh dan juga tilawah.

Kemudian tiba saat mc mempersilakan serombongan anak-anak kecil-dengan pakaian adat jawa dan angklung di tangan masing-masing- naik ke atas panggung, seketika itu juga aku tertarik. Lalu seorang (yang kurasa) pelatih berdiri menghadap anak-anak SD IT AL KHOIROTS, lalu tangannya mulai memberi aba-aba.

Lagu pertama yang dimainkan yaitu lagu Ibu Pertiwi. Tak sampai 5 detik setelah  mendengar alunan angklung yang dimainkan bocah-bocah itu, badanku merinding semua. Di saat itu lah aku merasa terkagum-kagum dengan kemampuan anak usia 7-10 tahun itu.

Mereka dengan penuh konsentrasi memperhatikan gerak tangan sang pelatih yang mengaba-aba, seperti berusaha menampilkan yang terbaik dan jangan sampai salah. Di lagu selanjutnya tenggorokan ku mengeras dan mataku berkaca-kaca, bukannya lebay, namun aku memang merasa sangat terharu dengan kemampuan mereka. Lagu-lagu nasional Indonesia dan lagu anak-anak mengalun dengan sempurna, seiring mereka menggoyangkan angklung mereka, hatiku pun ikut bergetar. Di tambah dengan wajah polos anak-anak tersebut, membuatku terharu hingga air mataku meleleh perlahan. Aku kagum setengah mati pada mereka, pada kemampuan mereka, pada anak-anak indonesia, pada lagu-lagu Indonesia, pada karya anak  bangsa, pada bangsaku Indonesia!! Ngomong-ngomong, saat itu aku menangis diam-diam, mungkin orang lain juga merasa kagum dengan mereka, tapi tidak selebay aku yang dramaqueen gini :p

Selasa, 23 Desember 2014

Pengendali Mimpi

0 komentar
Hallo!!
Setelah sekian amat sangat lama sekali, akhirbya aku menulis di blog lagi : Bukannya malas atau apa, hanya saja aku terlalu sibuk dengan dunia nyata, ceilahhhh :p

Ditemani dengan lagu chandelier-nya Sia (yang sumpah mv nya horor banget-_-) dan dengan suasana malam yang sepi dengan atmosfir hujan yang masih terasa, aku akan menuliskan sedikit mengenai "Lucid Dream".

Sebelumnya, kamu pernah nonton film insidious? Nah yang dialami si anak dalam film itu namanya astral project. Kalian pernah mengalami sleep paralysis atau istilah jawanya tindihan?  Itu tuh, keadaan di saat kita tidur lalu tiba-tiba kita tersadar namun tubuh kita nggak bisa digerakan. Biasanya sih dikaitkan dengan hal-hal mistis tuh.

Lalu apa hubungannya dengan LD (lucid dream)? Jadi lucid dream merupakan kondisi di saat kita bisa mengendalikan mimpi kita secara sadar, huwaw!! Jadi di Ld, mimpi lita terasa nyata karena otak kita sadar dan kita sendiri lah yang menyetir mimpi kita. Asyik kan kalau kita pingin ngerasain terbang, hidup di laut atau apalah yang hanya ada dalam mimpi? Nah ld ini kelanjutan dari sleep paralysis, jadi kalau kita tindihan dan mendiamkannya maka kita akan sampai pada tahap lucid dream itu tadi. Nah kalau astral project seperti yang udah aku tulis di atas, itu udah tingkat lanjut dan agak resiko sih, kalau menurutku. Ntar kalau salah bisab kayak si walter yang nggak bisa balik ke tubuhnya nih.

Menurut referensi yang aku baca dari internet, lucid dream itu menyenangkan, memuaskan, dan seru. Oh iya, LD ini nggak bahaya kok, kita bisa bangun dengan sendirinya ya kalau emang tubuh kita mau bangun. Sebenernya aku belum pernah nyoba Ld, aku tahu itu juga dari internet saata aku mencari info tentang tindihan, karena malam sebelumnya aku mengalami tindihan for the first time, hehe. Eh malah nyasar sampai lucid dream, dan seketika itu juga langsung tertarik.

Sebenarnya aku sudah beberapa kali mencoba lucid dream, tapi selalu gagal gara-gara nyali ku ciut. Soalnya, untuk mencapai LD kita harus melewati tahap sleep paralysis atau tindihan, yang pada tau kan? Sensasi tindihan itu horor dan serem banget, pasti kita pingin cepet-cepet bisa menggerakkan tubuh kita kan? Apalagi kalau sudah mendengar suara-suara aneh, beuh nggak tahan!!

Oke sekian dulu ya... berhubung malam semakin senyap dan mata ingin istirahat. Di lanjut besok mengeenai lucid dream nya. Oke Bhayy!!

#pitikangkrem

 

Satu Cangkir Teh Tawar Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template