Senin, 29 Desember 2014
Tragedi Pukul Satu #3
Ini gila, ini gila! Rasanya ingin mengumpat tapi pada siapa? Ku keluarkan isi tas hitam polos itu dan benar saja, ada kunci motor dan charger handphone di dalamnya. Lalu tiba-tiba wgg ngechat aku.
Sebuah tas rahh
Tak bawa
Oh tidak
Soalnya tadi buat nyimpen semua barang yang ketinggal
Ada kuncine aku gabisa pulang
Piee
Hoo Edan
HOOO EDANNNNN! AKU INGIN MARAH NAMUN SEBENARNYA SIAPA YANG SALAH? Mungkin wgg menyalahkanku dan aku menyalahkan semua orang yang meninggalkan barang-barang begitu saja.
Aku baru sampe rumah
Terus gimana gg? Maaf ya maaf banget
Rumahmu mana?
What? Niat beneran nih mau ke rumahku? Edan ini edan, dan jam menunjukan pukul 1:18 dini hari
Lha tadi tu harus steril
Godean ._.
Sebelah mana nee
Saestu tak tekani
Pasar godean ke utara
Cod di mana gitu, skrg. Saestu
Oh My God! Dini hari seperti ini? Motor dan mobil sudah masuk semua, lampu rumah juga mati, semua orang tidur dan hanya aku yang masih hidup dalam kebingungan luar biasa seperti ini.
sumpah? Mbok kamu nginep dulu
Sumpah gabisa pulang, aku pamit e ga nginep
mana?? Ringroad??
Sumpah ya, rasanya itu sudah benar-benar terdesak. Saat itu mungin semua sedang genting, wgg benar tidak bisa pulang dan aku lah yang membawa kunci motornya. Oh tidak!! Aku ingin saja pancal langsung ke tby lagi. Namun gimana caranya? Masa iya aku naik motor sendiri di dini hari seperti itu? Apalagi sekarang kan pada bacok-bacokan modelnya, masa iya? Tapi masa aku membangunkan ayahku yang baru saja tidur? Oh i really didn’t know what to do.
Ringroad mana? Rumahku dah dikunci
Tenanan iki uyyyy
Ringroad barat
Jauh banget dari rumahku
Opo meneh tby, edan tenan
Ambil tengahe mana??
Skip. Skip
Sumpah bangunin, ngomong. Saestuu
Bentar ya
Tak otw, mana ketemune?
P4an demakijo piye?
Fix??
Saiki???????
Ya
Aku mengetuk-ketuk kamar orang tua ku, ayahku bangun lalu menghampiriku. Dengan hati-hati aku bicara yang sebenarnya dan meminta bantuannya untuk mengantarku. Alhamdulillah beliau mau. Motor pun dikeluarkan. Aku segera memakai jaket dan kerudung dan menyiapkan tas hitam polos milik wgg.
Tak tunggu di demakijo. Aku semenit lg otw
Oke sakdetik otw
Aku dan ayahku pun berangkat sengaja pelan-pelan, agar tidak menunggu terlalu lama di demakijo. Jalanan benar-benar sepi, bulu kudukku berdiri karena aku membayangkan yang ngeri-ngeri. Beberapa saat kemudian aku dan ayah hampir sampai di demak ijo.
5 detik lagi aku sampe demakijo
Km posdim?
Jl godean udahan
Aku dah sampe. Tak tunggu di barat p4an. Aku berhenti sama bpkku
15 detik hitungan mundur
Aku tertawa kesal, lalu benar-benar ku hitung 15 detik itu. Namun wgg belum tampak
15 detik
1 kali lagi
15 detik
2 detik
2
Kali itu wgg tepat, dalam hitungan 2 detik, ia berboncengan dengan rizqi mendekatiku. Kami tersenyum kesal menyiratkan gilanya kejadian ini. Setengah 2 malam brooo!!! Kedua lako-laki itu bersalaman dengan ayahku dan juga meminta maaf pada beliau karena telah merepotkan. Setelah sedikit basa-basi dan setelah aku minta maaf—wgg minta maaf—wgg berterima kasih, kami pun pulang. Sebelumnya wgg sempat tertawa padaku lalu bilang, “Edan tenan” aku pun hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. Lega benar-benar lega! Gila benar-benar gila! Aku tak menyangka kejadian itu benar-benar terjadi. Aku tak menyangka aku senekat itu berani keluar pada dini hari yang sangat sunyi itu.
Biarlah tragedi pukul satu itu menjadi pelajaran untuk semuanya. Aku pun mendapat beberapa pelajaran, yang pertama, sebingung dan segenting apapun itu, tahanlah emosi. Yang kedua, di saat-saat genting, seseorang dapat mengambil keputusan dengan sangat cepat bahkan hanya dengan beberapa detik saja. Yang ketiga, percayalah everything will gonn be okay pada akhirnya, dan semua masalah itu ada solusinya.
Oke kisah edan ini ku akhiri. Semoga pengalaman-pengalaman unik dan berharga sudah menunggu di depan sana. Bhayyy!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar