Sabtu, 03 Januari 2015

Gengsi




      Ingin sekali rasanya memuji, tapi tidak mau kalau dia merasa bangga dan senang? Ingin sekali meminta bantuan, namun masa meminta tolong pada yang lebih lemah? Ingin sekali berterima kasih, namun tidak suka terlihat lemah?

Apa salahnya mengatakan apa adanya yang ada pada perasaan kita? Pada hati dan pikiran kita? Mengapa terkadang kita meremehkan hal yang hebat, padahal hati dan pikiran kita sebenarnya mengagumi? Itulah yang disebut gengsi. Sebuah penyakit hati tentang harga diri yang maunya tinggi. Manusia biasanya mengatakan Enggak tuh, biasa saja saat melihat lukisan sang musuh yang bagus, atau bahkan kecantikan pada sahabatnya sendiri. Gengsi merupakan penyakit kelanjutan dari iri dan dengki. Jika suda iri, tak ada yang baik dalam diri orang itu, entah itu musuh atau bahkan sahabat terdekat kita sendiri, berat sekali rasanya memberi pujian. Yang keluar justru hinaan yang menyakitkan hati. Semata-mata karena kita sebenarnya ingin seperti mereka, ingin memiliki apa yang mereka punya.

Untuk apa kita merasa gengsi akan hal-hal seperti itu? Bukan berarti manusia itu jahat, namun manusia hanya tidak suka melihat manusia yang lain senang. Sifat-sifat itu lah yang merusak generasi, yang merusak bangsa, merusak alam, merusak bumi, dunia, bahkan merusak manusia itu sendiri. Namun memang Tuhan tak menciptakan manusia untuk menjadi sempurna, sifat-sifat itu diletakan pada hati manusia, agar kita mampu melihat dan melakukan kebaikan. Karena kebaikan tak akan terlihat tanpa kita merasakan kejahatan terlebih dulu. Yang dapat kita lakukan yaitu sebisa mungkin menghapus kerak-kerak kejahatan yang mendasar pada hati dan jiwa kita, agar menjadikan kita manusia yang berperan sebagai manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Satu Cangkir Teh Tawar Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template