Minggu, 11 Januari 2015

Tumbuhkan Budaya Produktif Melalui Tulisan



      Pers atau media cetak mulai muncul dan dikembangkan di Indonesia oleh para kaum muda pada awal abad ke-20. Mula-mula, golongan intelektual pribumi pada masa kolonial Belanda dulu, atau yang disebut dengan priyayi, menuangkan gagasan mereka di media cetak mengenai isu-isu perubahan yang terkait dengan peningkatan status sosial rakyat bumiputra dan peningkatan kehidupan di bidang sosial, ekonomi, budaya. Pada masa itu, surat kabar yang diterbitkan oleh bumiputera mulai muncul, seperti Ilmoe Tani, Kabar Perniagaan, Pewarta Prijaji,Sinar Djawa, dan lain-lain. Berbagai macam surat kabar tersebut dirintis oleh para jurnalis muda pribumi yang berpikir kritis dan luas, dan dibaca oleh sebagian besar kaum muda terpelajar pada saat itu. Oleh karena tulisan-tulisan jurnalis muda itulah, Indonesia mengalami kemajuan.

     Jika kita tengok pada era modern ini, era saat teknologi merajalela, mengalihkan dunia dari yang serba manual menjadi serba canggih dan otomatis, kaum muda lah yang menjadi sasaran empuk para pengusaha teknologi. Dengan praktisnya, remaja dapat mendapatkan segala informasi melalui gadget yang mereka miliki. Wawasan, hiburan, bahkan pornografi juga dapat diakses dengan mudah melalui internet. Remaja dapat membaca berbagai macam tulisan seperti, cerita, buku, berita, artikel, dan juga ilmu melalui internet. Jika dipikir-pikir, betapa indah dan mudahnya kehidupan remaja masa kini dengan adanya fasilitas-fasilitas canggih tersebut. Hanya dengan duduk, remaja dapat menjadi pintar dan tahu banyak hal. Hal tersebut memang memudahkan remaja sebagai pelajar untuk belajar, namun di sisi lain dapat membuat kaum muda Indonesia menjadi kaum yang berbudaya konsumtif dan malas, yang hanya mau terima jadi. Lalu bagaimana kehidupan di dunia ini pada masa mendatang dengan kaum muda saat ini sebagai generasi penerusnya?

     Sekarang, coba kita balik fakta-fakta yang terpapar di atas. Bagaimana jika berbagai macam informasi, cerita, berita, artikel, maupun ilmu merupakan hasil karya kaum muda? Dengan begitu, kita kembali ke abad 20, saat kaum muda terpelajar yang meramaikan dunia jurnalistik, saat kaum muda lah yang membawa kemajuan bagi Indonesia, dan saat kaum muda merupakan kaum yang produktif. Jika dikombinasikan dengan jaman modern saat ini, tentu saja menjadi lebih baik. Para remaja dapat menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisannya melalui media cetak maupun media massa. Dengan gadget yang canggih, remaja dapat menyalurkan karya-karyanya ke surat kabar, majalah, maupun situs internet yang dapat menampung ide-ide mereka. Tentu saja, buah pikiran para muda-mudi akan lebih alami dan kritis. Ide-ide kreatif yang tak terduga akan bermunculan

     Jadi, akan ada timbal balik antara remaja satu dengan yang lain, dengan memberikan informasi maupun hiburan kepada sesama kaum muda maupun kepada masyarakat luas. Dengan demikian, budaya produktif dengan sendirinya akan terbentuk yang disusul dengan budaya mandiri, rajin, kreatif, dan mampu berpikir kritis.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Satu Cangkir Teh Tawar Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template