Jumat, 09 Januari 2015

Impian Sederhana Tuk Bantu Mama

Rahma- Nisa





“Cita-cita kamu apa, dek?” tanyaku yang dibalas dengan ekspresi bingung dan sedikit gelengan kepala, “Aku mau jadi TKI saja setelah lulus SMP, mau bantu mama” ujar gadis polos penghuni Panti Asuhan Rumah Sajada dengan begitu tulusnya, membuat bulu kuduk ku berdiri seketika.

Annisa Nurul Santi dikirim ke Jogja, kemudian dititipkan kepada ‘budhe’ sebutan bagi orang tua angkatnya, sejak ayahnya meninggal pada tahun 2008 silam. Kehilangan sang ayah tak membuat Nisa larut dalam kesedihan meratapi nasib, pesan ayah untuk tidak boleh menangis menjadi salah satu penyemangat hidupnya.
 Perempuan berusia 14 tahun ini diangkat menjadi anak oleh sebuah keluarga selama 2 tahun, kemudian ia dikirim ke Panti Asuhan Rumah Sajada setelah lulus dari sekolah dasar. Menjadi anak angkat bukan merupakan hal mudah bagi Nisa, perasaan tidak nyaman selalu timbul karena ia merasa bahwa orang tua angkatnya membeda-bedakan dirinya dengan anak kandung asli keluarga itu. “Rasanya aku kayak hanya numpang makan dan tidur saja,” akunya.

Sebenarnya dulu Nisa tidak tahu jika akan dikirimkan orang tua angkatnya ke panti asuhan, mulanya ia hanya disuruh mengepak baju dan barang-barangnya, kemudian ia pamitan dengan keluarga angkatnya. Tidak tahunya Nisa dibawa ke panti asuhan, ia mengaku tidak terlalu kaget, karena sudah biasa berpindah-pindah tempat tinggal semenjak kematian ayahnya.
Ibu, kakak, dan adik Nisa tinggal di Serang. Pada awalnya sang ibu tidak tahu bahwa anak gadis satu-satunya kini tinggal di panti asuhan, namun pada akhirnya ibu rumah tangga ini menerima saja. Semenjak ayahnya meninggal, tidak ada orang yang mencari nafkah di keluaga Nisa. Mengingat hal itu, Nisa mengungkap bahwa kakak laki-lakinya putus sekolah setelah kelas 2 SMA karena tak punya biaya, dan hingga kini bekerja menjadi kuli bangunan di Serang. Nisa pun sadar akan kondisi ekonomi keluarganya, hal tersebut membuatnya menjadi lebih tegar dan ikhlas menjalani kehidupan. “Aku nggak pernah sedih sama kehidupanku, buat apa sedih? Dikasih kehidupan kok malah sedih,” tuturnya bijaksana, badan mungilnya tidak sepadan dengan jalan pikirannya yang bijak dan dewasa.
Mengenai cita-cita, siswi kelas 2 SMP Muhamadiyah 1 Godean ini memutuskan ingin segera bekerja menjadi TKI di luar negeri setelah lulus SMP nanti. Gadis manis ini mengatakan bahwa ia ingin membantu orang tua dan keluarganya di Serang sana, juga untuk meringankan beban keluarga. Perempuan berjilbab kelahiran 22 Juli 2000 ini ingin menjadi TKI di bidang pengasuhan anak. Namun rencana ini akan ia sembunyikan dari orang tuanya, “Kalau bisa mama nggak tau, tapi kalau mama tahu dan nggak mengizinkan, aku mau lanjut sekolah saja, sesuai harapan orang tua,” ujarnya dengan mata menerawang ke atas.
Tekad yang cukup berani bagi anak seumuran Nisa membuat siapa saja tak percaya mendengarnya, ia bahkan tak takut dengan dunia TKI di luar sana yang sering mengalami nasib buruk, “Asal niatku baik, insyaallah nggak papa,” begitu tulusnya kalimat Nisa. Di panti, Nisa mengaku kurang kerasan karena teman-teman santri yang kurang cocok dengannya, “Aku ini suka iseng orangnya, mungkin banyak yang nggak suka sama aku,” ujarnya sambil tertawa. Meskipun demikian, ia lebih memilih untuk tinggal di panti asuhan dibandingkan tinggal dengan orang tua angkatnya. Di panti, kebutuhan jasmani maupun rohani lebih terjamin.
Selama tinggal di Panti Asuhan, Nisa begitu merindukan ibu yang sudah 2 tahun tidak ia temui dan tidak tahu bagaimana kabarnya. Nisa sempat kaget karena pada bulan Desember 2014 kemarin, ibunya telah menikah lagi dengan seorang bapak yang memiliki satu anak laki-laki, oleh karena itu kini ia mempunyai 2 kakak laki-laki. Hal tersebut membuat Nisa sangat ingin pulang ke rumahnya di Serang, namun orang tua angkatnya tidak mengizinkannya pulang, Nisa sendiri tidak tahu alasannya. Ia mengaku sudah mengenal ayah barunya itu sejak lama, oleh karena itu Nisa setuju saja akan pernikahan ibunya. “Untuk mama, terima kasih ya sudah merawat Nisa. Jaga kesehatan mama di sana, jangan terlalu memikirkan aku, Nisa baik-baik saja di Jogja,” kalimat tersebut mengalir dengan rasa haru dari bibir Nisa, begitulah apa yang hendak disampaikan Annisa Nurul Santi untuk sang ‘mama’ jauh di Serang sana.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Satu Cangkir Teh Tawar Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template